top of page
Search
Writer's picturedr. I Made Sastra Utama

SEBERAPA TAHUKAH KAMU TENTANG DIARE?



Definisi diare


Diare adalah kondisi meningkatnya frekuensi buang air besar serta perubahan konsistensi feses menjadi cair. Kandungan air yang ada di dalam feses orang dewasa adalah 200 gr per hari. Pada kondisi diare, jumlah cairan yang di buang melebihi jumlah normalnya. Secara medis, dikatakan diare apabila buang air besar dengan konsistensi cair lebih dari 3 kali sehari.


Klasifikasi Diare


World health Organization (WHO), membagi diare secara klinis menjadi 3 tipe yaitu

  • Diare cair akut : apabila gejala berlangsung dalam hitungan jam atau hari

  • Diare akut dengan darah: apabila gejala berlangsung dalam hitungan jam atau hari, serta feses cair bersamaan dengan keluarnya darah atau yang sering disebut sebagai disentri

  • Diare persisten : apabila gejala berlangsung 14 hari atau lebih


Sedangkan, berdasarkan pembagian waktu, diare dapat dibagi menjadi 3 tipe yaitu

  • Diare akut : jika gejala diare berlangsung selama kurang dari 2 minggu

  • Diare persisten : jika gejela berlangsung selama 2 minggu hingga kurang dari 4 minggu

  • Diare kronis : jika gejala diare berlangsung selama lebih dari 4 minggu


Beberapa klasifikasi dari diare, diantaranya:

  • Diare osmotik: diare yang disebabkan karena osmolalitas dari isi rongga usus lebih tinggi dibandingkan lingkungannya, sehingga cairan dari sekeliling rongga usus tertarik ke dalam rongga usus menyebabkan jumlah cairan di dalam feses meningkat. Diare jenis ini banyak disebabkan akibat penggunaan obat laksatif, antasida, atau pada pasien yang memiliki intoleransi terhadap laktosa, serta memiliki gangguan dalam penyerapan karbohidrat.

  • Diare sekretorik: diare jenis ini disebabkan karena kemampuan dari dinding usus untuk menyerap cairan dari dalam usus terganggu atau terjadinya peningkatan sekresi (pengeluaran) cairan ke dalam rongga usus. Diare jenis ini banyak ditemukan pada pasien yang terinfeksi oleh bakteri yang mampu mengeluarkan racun/toksin (enterotoksin) seperti Vibrio cholera, E. coli, S. aureus), serta dapat juga disebakan oleh adanya tumor endokrin.

  • Diare akibat gangguan pergerakan usus: diare jenis ini disebabkan karena gangguan gerak usus, yang menyebabkan waktu transit feses berkurang, sehingga usus tidak mampu menyerap cairan dari dalam rongga usus. Diare jenis ini banyak di temukan pada pasien hipotiroid, Inflammatory bowel syndrome tipe diare, pasca operasi pemotongan lambung.

  • Diare inflamatorik dan eksudatif: disebabkan karena adanya infeksi dari dinding usus. Sehingga banyak komponen inflamasi yang di keluarkan kedalam rongga usus. Diare tipe ini banyak disebabkan karena infeksi usus akibat Shigella, Salmonella, Tuberculosis, Amoeba, C. defficile.



Gejala Diare


Gejala utama diare adalah buang air besar lembek atau cair lebih dari 3 kali sehari. Gejala tersebut dapat disertai dengan adanya produksi lendir dan atau darah pada feses, keluhan perut tidak nyaman, perut kembung, mual dan muntah. Gejala diare dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.


Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan pada dewasa maupun anak adalah lemas, pusing, gelisah, rasa haus yang berlebihan, napas cepat, mulut, lidah atau kulit kering, produksi urin berkurang atau berwarna pekat, mata cekung.



Diagnosis


Diare merupakan salah satu gejala dari berbagai macam penyakit. Diare dapat disebabkan oleh karena infeksi maupun non-infeksi (intoleransi makanan, obat-obatan, massa atau keganasan maupun gangguan psikologis). Penyebab tersebut dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis, diantaranya adalah pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, pemeriksaan sampel feses, sigmoidoskopi, kolonoskopi, dan masih ada banyak pemeriksaan penunjang lainnya.


Pemeriksaan darah lengkap dapat membantu menilai penyebab diare yang disebabkan oleh infeksi maupun non infeksi, selain itu pemeriksaan elektrolit juga dapat menentukan keparahan dari gejala diare tersebut. Pemeriksaan sampel feses dapat dilakukan jika dokter mencurigai penyebab diare akibat infeksi bakteri atau parasit. Jika penyebab diare belum dapat ditentukan dengan pemeriksaan penunjang tersebut, dokter dapat melakukan pemeriksaan sigmoidoskopi atau kolonoskopi. Pemeriksaan ini menggunakan selang yang dilengkapi dengan kamera untuk melihat kondisi usus besar terutama jika terdapat kelainan pada usus besar.



Komplikasi diare


Diare dapat menyebabkan terjadinya komplikasi kesehatan, diantaranya adalah

  1. Dehidrasi, pada saat terjadi diare, cairan yang dibuang dari feses melebihi normal. Hal ini menyebabkan tubuh akan kekurangan cairan, sehingga mengalami dehidrasi. Derajat dehidrasi yang terjadi pada saat diare sangat beragam, mulai dari dehidrasi ringan, sedang dan berat. Tentunya semakin banyak cairan yang keluar atau semakin sering BAB cair, resiko terjadinya dehidrasi berat semakin tinggi.

  2. Gangguan elektrolit juga sering terjadi pada orang yang mengalami diare. Pada saat buang air besar tidak hanya air yang dikeluarkan, melainkan elektrolit pun ikut keluar, diantaranya kalium serta natrium. Hal ini menyebabkan jumlah kalium dan natrium dalam tubuh menjadi turun. Ciri-ciri hiponatremia (jumlah natrium dalam darah berkurang) adalah sakit kepala, lemah, pusing, kejang, dan masih banyak lagi, sedangkan contoh dari hipokalemia (jumlah kalium dalam darah berkurang) adalah lemah, kelelahan serta keram otot.

  3. Demam dapat terjadi pada orang yang mengalami diare, baik akibat patogen yang menyerang saluran pencernaan, atau pun karena kehilangan cairan.


Selain 3 hal diatas, ada masih banyak lagi komplikasi diare. Segera pergi ke dokter jika gejala diare mengalami perburukan atau muncul tanda-tanda bahaya sebagai berikut

  • Malas makan dan minum

  • Pingsan / penurunan kesadaran

  • BAB cair disertai darah

  • Demam tinggi

  • Muntah terus menerus



Pengobatan


Pengobatan diare dapat dibedakan menjadi dua:


  • Terapi non farmakologis

    • Meningkatkan konsumsi air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Jumlah cairan yang keluar bersama feses meningkat saat diare, sehingga konsumsi air putih yang banyak dapat membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang

    • Hindari konsumsi makanan berlemak, makanan pedas dan tinggi serat. Makanan tersebut dapat dikonsumsi kembali secara bertahap jika keluhan diare sudah membaik.

    • Konsumsi probiotik untuk membantu mempercepat penyembuhan gejala diare. Probiotik dapat ditemukan pada makanan sehari-hari seperti yogurt. Namun, hindari konsumsi yogurt jika penyebab diare adalah intoleransi terhadap laktosa.


  • Terapi farmakologis

    • Konsumsi obat diare yang dijual bebas di apotek dengan mengikuti aturan pakai obat tersebut.

    • Jika keluhan belum membaik setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut, anda dapat berkonsultasi kepada dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.



Pencegahan


Gejala diare dapat dihindari dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Jaga higienitas makanan

  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

  • Hindari makanan yang mengandung laktosa jika anda intoleransi terhadap laktosa

  • Hindari stress, rokok dan alkohol

  • Tidak mengonsumsi makanan dengan bumbu menyengat terlalu banyak seperti makanan pedas atau bersantan.

  • Mengkonsumsi makan-makanan yang matang

  • Melakukan vaksinasi rotavirus untuk melindungi bayi dari infeksi virus yang menyebabkan gejala diare





Sumber :


Who.int. (2017, 2 Mei). Diarrhoeal disease. Diakses pada 8 April 2022. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease


Mayoclinic.org. (2021, 18 Agustus). Diarrhea. Diakses pada 4 April 2022. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diarrhea/symptoms-causes/syc-20352241


Ncbi.nlm.nih.gov. (2020, 29 November). Diarrhea. Diakses pada 1 April 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448082/


Gopchade, Ajet. (2019). Electrolyte Disturbances in Children Presenting with Acute Diarrhea: A Prospective Cohort Study. Journal Of Medicine Science And Clinical Research. 7(9). 777-783. https://dx.doi.org/10.18535/jmscr/v7i9.136



Yeates, K. E., Singer, M., & Morton, A. R. (2004). Salt and water: a simple approach to hyponatremia. CMAJ : Canadian Medical Association journal = journal de l'Association medicale canadienne, 170(3), 365–369.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC331389/


Webmd. (2020, 27 Agustus). What is hypokalemia?. Diakses pada 8 april 2022. https://www.webmd.com/digestive-disorders/hypokalemia



131 views0 comments

Recent Posts

See All

Zinc

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page